Kamis, 31 Januari 2013

Jum'at Pagi ini

Hari ini Jum'at tanggal 01 Februari 2013 jam 06.55 WIB Malam tadi saya ikut bergabung ronda dengan bapak-bapak blok 7 di perumahan tempat saya tinggal. Ronda disini hanya dari jam 22.00 sampai jam 00.00 WIB. Di saat saya keluar rumah dan mengunci pintu, kuci pintu rusak... tidak bisa dibuka dan kunci juga tidak bisa di cabut. Sampai akhirnya dibantu tetangga dan hasilnya tetap negatif rusak. Masya Allah.... Karena cukup lumayan mengeluarkan tenaga maka nafaspun juga kontan terasa drop. Pagi ini mata saya masih terasa berat (ini pengaruh dari Myasthenia Gravis), semoga bisa segera membaik sehingga nanti bisa shalat Jum'at berjamaah di masjid.

Rabu, 30 Januari 2013

Pagi ini

Kamis, 31 Januari 2013, 02.33 WIB Alhamdulillah hamba bersyukur ke hadirat-Mu ya Allah, Engkau masih bangunkan hamba untuk kembali bersujud ke hadapan-Mu. Dingin dan sepi di luar sana apalagi tadi malam hujan cukup deras mengguyur daerah ini. Kemarin siang saya kembali drop, sesak nafas dan dada yang terasa begitu panas. Allahu akbar... Saya sempat menggunakan o2 untuk mendinginkan paru-paru yang terasa begitu panas dan alhamdulillah saat ngap-ngap (istilah saya bila sedang sesak nafas) segera berkurang. Begitulah hari-hari saya ini saya jalani. Pagi ini di saat saya terbangun juga dalam kondisi sesak nafas... Alhamdulillah, terima kasih ya Allah... Engkau peringatkan hamba setiap saat untuk selalu mendekatkan diri kepada-Mu. Bukan pesimis dalam menghadapi hidup ini namun memang sudah sejak bertahun-tahun lalu saya selalu berusaha menanamkan pada diri saya sendiri bahwa mungkin hari ini adalah hari terakhir hidup saya. Hal ini adalah untuk memotivasi saya agar selalu melakukan hal yang terbaik dalam hidup saya. Saya tidak boleh, tidak mau menjadi golongan orang yang merugi dalam hidup saya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada saat berikutnya dalam hidup kita. Bisa jadi tulisan ini adalah tulisan terakhir saya... Saya serahkan semua kepada Allah dan saya akan terus berusaha memperbaiki sisa hidup saya. Saya selalu ingat kata-kata kakak saya yang biasa saya panggil Mbak Rinto.... SEMANGAT.... betul sekali, saya harus selalu semangat. Kalau saya tidak semangat akan berpengaruh besar pada keluarga dan lingkungan saya juga... otomatis. Pagi ini saya ajak anda untuk refreshing sedikit, kita melakukan uji coba dan anggap saja ini permainan. Bila kita sedih dan nampak kesedihan kita maka orang yang melihat kita sedih juga akan ikut sedih. Bila kita tertawa maka orang yang melihat kita tertawa juga akan tertawa. Bila kita terlihat nelangsa maka orang yang melihat kita juga akan merasakan hal yang sama. Bila kita semangat maka orang di sekitar kita juga akan merasakan semangat. Di saat sekelompok orang sedang minum minuman beralkohol di warung jangan kita menegur mereka dengan bentakan karena kita akan membuat mereka juga membentak kita. Namun cobalah datangi mereka dengan santun. Kita tunjukkan senyum persaudaraan kepada mereka kemudian sapa mereka "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh." kemudian tambahkan kata-kata "apa kabar mas.?" Kira-kira apa yang akan terjadi..? Insya allah mereka akan merasa kebingungan dan merasa tidak enak sendiri. waktu sudah menunjukkan jam 03.08.... Ayo semangat.... Jangan sampai kita menyesal apabila kita mati hari ini.

Selasa, 29 Januari 2013

Hikmah

Di dalam 3 tulisan saya di depan saya menyampaikan beberapa ujian hidup yang saya hadapi. Saya tuliskan kisah itu adalah dengan suatu tujuan untuk saya berbagi kisah hidup. Saya ingin teman-teman dan saudara saya yang terkadang merasa mentalnya terpuruk bisa bangkit dan mengambil nilai positif dari semua ujian hidup yang ada. Kisah hidup ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan, namun sebenarnya menyenangkan atau menyedihkan letaknya adalah di diri kita sendiri. Kita akan menganggap ujian hidup kita begitu sulit, menyedihkan, menyakitkan adalah apabila kita menyikapi ujian tersebut sebagai "BEBAN." Namun sebaliknya apabila kita menghadapi ujian yang tidak mengenakkan itu adalah sebagai ujian yang nyata dari Allah untuk menaikkan tingkat/derajat kita di hadapan Allah maka kita akan merasakannya sebagai suatu nikmat. Sebagai suatu gambaran : seorang pelajar tentunya akan menjadi sangat sedih kalau teman-temannya menghadapi ujian kenaikan kelas namun dia tidak di ikutkan dalam ujian itu. Kenapa pelajar itu tidak senang? bukankah dia justru enak karena tidak menghadapi ujian.? Ya, pelajar itu merasa sedih karena dia sadar kalau dia tidak di uji artinya dia tidak akan naik kelas. Begitu juga dengan hidup, tentunya untuk menaikkan derajad si manusia maka dia harus di uji terlebih dahulu. Fenomena yang kita hadapi saat ini adalah sering salahnya pandangan orang terhadap arti dari jenis ujian hidup. Umumnya orang hanya mengartikan bahwa ujian hidup itu hanyalah sesuatu yang tidak mengenakkan dan tidak menyenangkan. Dan nikmat hidup adalah sesuatu yang menyenangkan dan mengenakkan, mudah mendapatkannya. Apakah benar seperti itu...? Kalau kita mau introspeksi diri dan membuka mata kita maka kita akan melihat kenyataannya. Harta, Jabatan, Kekuasaan, sesungguhnya adalah justru ujian hidup yang sangat berat dan umumnya banyak yang gagal. Hal ini di sebabkan karena pada umumnya orang yang sudah masuk dan terperangkap dalam urusan dunia maka dia akan terus berusaha mempertahankannya, dan terus menambahnya, sehingga mereka umumnya mengabaikan/melupakan urusan ibadah dan urusan akhiratnya. kita bisa melihat dan sering sekali kita temukan orang yang mau menunda ibadahnya karena dikejar mengurusi dunianya. Kembali saya menyampaikan tentang ujian hidup yang tidak menyenangkan/tidak mengenakkan. Pada tahun 2007 lalu saat saya sedang parah-parahnya menghadapi sakit myasthenia gravis. Saya sempat stress dan mental saya sungguh benar-benar drop. Sampai akhirnya teman saya menasihati dan memotivasi saya agar saya iklas dan berserah diri kepada Allah. Di saat itu saya juga ber andai-andai... Saya sangat mencintai istri dan anak saya. Apabila mereka sakit saya sering memohon kepada Allah agar saya di ijinkan untuk menggantikan posisi mereka, biarlah saya saja yang sakit. Jadi mungkin saja sebenarnya sakit ini adalah sakit istri atau anak saya, namun kemudian Allah serahkan sakit ini kepada saya sesuai dengan doa saya yang lalu-lalu.? Jadi pantaskah kemudian saya protes dan menangisi ujian sakit saya ini...? tentunya saya justru bersyukur karena Allah sudah mengabulkan doa saya. Intinya saya ingin menyampaikan/mengamanahkan pada diri saya khususnya dan teman/saudara saya semua umumnya bahwa untuk mendapatkan derajad yang tinggi di sisi Allah tentulah kita harus melalui banyak dan berbagai ujian hidup terlebih dahulu. Ujian itu ada yang terasa menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan. Namun kenikmatan ujian adalah di saat kita mengetahui hakikat dari ujian tersebut. Saya tidak bisa menyamakan apa yang saya fikirkan dengan yang anda fikirkan namun saya berdoa apabila yang saya sampaikan ini baik dan benar semoga siapapun bisa mengambil hikmahnya dan apabila ada perbedaan, saya mohon maklum dan mohon anda memaafkan saya karena keterbatasan saya. Pada tulisan saya selanjutnya, saya akan kembali menuliskan perjalanan hidup saya dalam menghadapi penyakit saya. Saya tidak tahu sampai kapan Allah akan terus memberikan kesempatan hidup kepada saya. Suatu saat saya bisa langsung drop. Hal ini sudah sering saya rasakan/alami. Sesak nafas, nyeri di dada, dan lemas adalah hal yang sudah biasa saya rasakan setiap harinya. Saya serahkan hidup dan mati saya kepada Allah yang Maha Mengatur lagi Maha Kuasa. Yang saya lakukan saat ini hanyalah terus berbaik sangka terhadap Allah dan terus berdoa juga ikhtiar dalam mengahadapi ujian hidup ini.

Senin, 28 Januari 2013

Kisah Hidup dan Ujianku 3

Kanker... gambaran tentang orang yang sakit karena kanker yang kemudian orang itu di kemoteraphi langsung membayang di kepala saya. Gambaran itulah yang menjadi salah satu alasan saya menolak kemoteraphi. Seorang manusia yang tiduran/duduk tanpa daya merasakan sakitnya saat obat masuk dan bekerja di dalam badan, rambut rontok, dan kemudian organ penting di dalam tubuh juga akan enjadi sakit terkena dampak kemoteraphi tadi. Hal itu masih belum selesai,faktor ekonomi dan juga mental pasti akan sangat terganggu juga. Alasan saya yang lain adalah karena saya adalah herbalis, apabila sakit jarang sekali menggunakan obat Dokter dan saya termasuk salah seorang yang tidak menyukai kemoteraphi dan operasi di jadikan solusi bagi penderita kanker. Saya lanjutkan cerita saya yang lalu... Setelah mendapat informasi secara jelas dari Dokter saya mengenai situasi dan kondisi yang saya hadapi, saya tetap menyatakan bahwa saya menolak kemoteraphi. Namun obat medis tidak saya tolak karena saat itu saya masih di rawat di Rumah Sakit. Saya sangat sadar bahwa saat ini saya sedang di uji dengan pertarungan antara hidup dan mati. Kanker ganas yang memiliki perkembangan sekian ratus kali lipat lebih cepat dari kanker umumnya dan melihat kondisi hari demi hari yang saya rasakan maka saya memperkirakan umur saya tidak akan lebih dari beberapa bulan di depan. Saat itu yang saya perlukan adalah keajaiban dari Allah... saya serahkan hidup mati saya kepada Allah, saya pasrah, iklas. Saya yakin sekali bahwa apabila saya ridha kepada kehendak Allah maka Allah juga akan ridha kepada saya, setelah itu tinggal saya ikhtiar dan terus berdoa. Esok harinya saya langsung minta tolong kakakku untuk mencarikan herba yang saya perlukan. Daun sirsak, sarang semut, daun kreo segera di siapkan kakakku. Saya di Rumah Sakit terus di pantau oleh team Dokter dan untuk pengobatan saya gunakan kombinasi medis dan herba ilahiah. Saya minta saudara-saudara saya untuk datang menemui saya dan juga istri dan anak-anak saya saya minta mereka datang ke Jogja untuk bertemu saya. Kondisi saya terus semakin menurun, badan saya terasa panas/gerah, nafas semakin sesak, cairan masih terus keluar. Obat herba yang biasanya sangat bagus dalam mengatasi kanker kali ini rasanya seperti tidak berpengaruh di badan saya. Kanker saya ternyata memang lebih kuat dari yang saya duga. Hingga datang teman SMA saya, dia menyarankan satu obat herba pabrikan yang di Jogja distributornya hanya satu yaitu seorang Profesor faramsi. Hingga satu minggu saran teman saya ini saya abaikan hingga saya berembug dengan kakak saya mbak Rinto. Saya minta untuk di belikan obat yang disarankan teman saya itu. Setelah obat saya terima saya juga di tegaskan untuk menjadi vegetarian setidaknya selama pengobatan kanker ini. Alhamdulillah, reaksi obat tadi cepat sekali. Hari ketiga saya minum obat tadi dengan dosis pengobatan yang tepat saya sudah mulai merasakan lebih sehat. nafas saya sudah mulai lega dan cairan sudah berhenti. Allah telah mengabulkan doa saya, alhamdulillah... terima kasih ya Allah, Engkau masih memberi hamba kesempatan lagi untuk lebih mempersiapkan diri untuk menghadap-Mu. Hampir dua bulan saya di rawat. Dokter, perawat, dan orang-orang sangat heran melihat perkembangan kesehatan saya. Setelah saya keluar dari Rumah sakit saya di hubungi HRD perusahaan saya. Saya di tawari untuk mengundurkan diri dari pekerjaan saya. Saya sadar bahwa saya sudah tidak di anggap produktif lagi dan saya juga di beri penjelasan bahwa pengobatan saya sudah hampir melewati plafon perusahaan. Saya menerima saat di tawari untuk di istirahatkan karena di satu sisi saya meerlukan uang cash untuk obat saya. Kebijaksanaan perusahaan saya tidak menyetujui pengobatan diluar medis. Artinya pengobatan herba dan alternatif lainnya tidak bisa di claim. Akhirnya tepat per 1 Juli 2011 saya resmi keluar dari pekerjaan saya. Saat itu saya masih tenang karena di luar perusahaan saya juga memiliki kerja sama dengan teman saya sebagai konsultan marketing. Di perusahaan teman saya ini saya mempunyai cukup lumayan tabungan komisi yang belum saya ambil. Untuk kesibukan selama terapi pengobatan saya, saya berencana membuka usaha sendiri. Namun Allah memiliki rencana lain, Saat saya menyampaikan kepada teman saya untuk mencairkan tabungan komisi saya... Teman saya tidak mau mengeluarkannya dengan berbagai macam alasan. Saya mencoba mengurusnya, namun tetap managemen perusahaan teman saya tidak mau mengeluarkan tabungan say. Masya allah.... Saya marah sekali saat itu... memang kerja sama dan perjanjian yang kami buat tidak menggunakan perjanjian tertulis sehingga saya secara hukum pasti kalah. Saya marah sekali, kenapa mereka tega sekali kepada saya. di saat saya memerlukan dana untuk menunjang hidup keluarga saya disini justru hak saya tidak di berikan. Saya adukan semua kepada Allah dan saya serahkan keadilan ini kepada Allah. Saya yakin semua ada hikmahnya untuk saya. Rejeki bisa saya dapatkan darimana saja, tidak hanya melalui teman saya. Biarlah mereka mengambil hak saya dan biarlah mereka berurusan dengan Allah. Hari terus berlalu.. Saya memantau perkembangan kanker melalui cek darah di laboratorium Prodia. Pada bulan Juni saya cek darah dan hasilnya CEA saya sudah normal namun SCC saya masih 23,4 dari maximal 1,5. terapi terus saya jalankan dan hasilnya setiap bulan rata-rata turun 4 poin. Setelah saya merasa lebih baik, saya mulai menurunkan dosis obat herba saya hingga hasil SCC terakhir saya di angka 7 saya putuskan untuk berhenti menggunakan obat tadi. Alasan saya berhenti konsumsi obat tadi karena berhubungan dengan dana dan juga karena setelah saya evaluasi diri saya, saya merasa siap untuk kembali kepada obat herba yang lain yang selama ini saya gunakan sebagai obat pendamping. Jadi obat herba kanker saya yang utama adalah Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao dan pendampingnya adalah Daun sirsak, sarang semut, menalu teh, bawang tiwai (bawang hutan Kalimantan), daun kreo, mustika dewa, daun sirih merah. Pada awal tahun 2012 saya dan keluarga saya sepakat untuk pindah ke Jawa, kembali ke Kutoarjo... Rencana kepindahan kami ini karena banyak alasan... tapi alasan utama saya adalah karena saya tahu dan sadar bahwa sakit kanker saya ini tidak bisa sembuh total dan saat ini saya masih bertahan adalah karena kehendak Allah.. Suatu saat, saya bisa kembali drop ke titik terendah. Saya ingat saat saya di Rumah Sakit Jogja saya menyampaikan kepada Allah melalui doa. Saya mohon di beri tambahan waktu hidup untuk saya pergunakan menambah amal ibadah, untuk berdakwah, dan mohon di beri kesempatan untuk bisa menunaikan ibadah Haji. Saya memohon kepada Allah agar disisa umur saya ini saya diberi kebaikan dan saya mohon agar Allah ridha kepada saya. Saya sadar bahwa permohonan hamba tidak selalu di kabulkan Allah dan saya sadar bahwa Allah sudah merencanakan dan mengatur segala sesuatu tentang hidup saya. Saya tahu dan sadar bahwa tidak semua yang baik menurut saya pasti baik menurut Allah, dan yang buruk menurut saya belum tentu buruk menurut Allah. Untuk itulah kemudian alhamdulillah saya bisa menerima semua ujian ini dengan rasa syukur. Akhirnya setelah kelulusan anak saya yang bersekolah di SMP, pada bulan Juli 2012 kami pindah ke Jawa, ke Kutoarjo. Di Kutoarjo saya tidak tinggal di rumah ibu dan kakak saya karena saya ingin anak saya bisa segera belajar adaptasi dengan kebiasaan dan adat istiadat yang selama ini belum mereka kenal. Kami kontrak rumah di dekat sekolah SD tempat anak saya yang nomor 2 bersekolah, letak rumah kami tidak terlalu jauh dari rumak ibu/kakak saya. Bersambung........

Minggu, 27 Januari 2013

Kisah hidup dan ujianku 2

27 Januari 2013. Dari sore hingga malam ini Kutoarjo di siram air hujan dan membawa suasana menjadi sejuk terasa. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Malam ini akan kulanjutkan tulisanku, ceritaku.....
Setelah aku pulang ke Samarinda pada bulan Mei, semenjak itu aku menjadi langganan Rumah Sakit. Kondisi seorang penyandang sakit Myasthenia Gravis benar-benar luar biasa berat terasa. Fisik tidak boleh capek dan fikiran tidak boleh stress. Apabila hal ini sampai terlanggar maka kondisi akan segera drop. Subhanallah.... Sungguh ujian yang sangat berat kurasakan. Semenjak itu otomatis aku harus selalu menjaga kondisi badanku. Yang terkadang menambah beban pikiranku adalah karena badanku sama sekali tidak terlihat seperti orang sakit, hanya mataku saja yang terlihat tidak normal selebihnya badanku tidak terlihat ciri-ciri orang sakit. Di saat kondisiku drop ; syaraf dan otot badanku melemah maka tidak ada orang yang tahu kecuali aku sendiri dan atau apabila orang memperhatikan aku baru akan terlihat sedikit ciri sakitku. Hal seperti itu yang membuat beberapa orang temanku menyangka bahwa sebenarnya aku hanya bermain watak, sedih sekali kurasakan hal ini. Hingga pada bulan September 2007 aku kembali drop. Aku di rawat kembali di Rumah Sakit namun hasilnya sama... tidak ada kemajuan. Karena kondisiku terus menurun maka aku kembali minta ijin untuk berobat ke Jawa.  Sesampai di Jogja kembali aku menuju Purworejo, tempat pengobatan alternatif yang kusinggahi sebelumnya. Disini kembali aku drop sampai titik terendah. Aku terus berdoa dan berjuang untuk terus hidup dan sehat. Aku semangati diriku sendiri terus menerus, mentalku tidak boleh drop, imanku tidak boleh turun. Walaupun kondisiku parah sekali namun aku tetap tidak mau ke Rumah Sakit. Aku yakin aku sanggup mengatasi ujianku ini, dan alhamdulillah setelah aku di rawat sekitar 1,5 bulan aku bisa kembali membaik dan pulang menemui ibuku. Seperti sebelumnya, setelah 1 mingguan aku di Kutoarjo aku kembali pulang ke Samarinda. Kutemui istri dan anak-anakku yang kucintai, dan kembali hidupku kujalani penuh dengan aturan dan kedisiplinan agar aku tidak drop lagi. Namun tetap tidak bisa kuhindari, apabila aku merasakan kondisiku menurun maka aku segera menemui Dokterku dan kemudian di rawat di Rumah Sakit. Kalau drop aku harus masuk rumah sakit karena untuk mengembalikan kondisi badanku aku harus menjalani pengobatan melalui infus, suntik, dan obat lainnya.
Hari terus berlalu dan hidupku semakin terbiasa dengan penyakitku ini. Sudah tidak hitungan aku masuk Rumah Sakit, ijin sakit untuk full istirahat. Alhamdulillah dalam sakitku ini aku semakin menemukan diriku sendiri dan aku justru semakin dekat dengan Sang Pencipta yang Maha Mengatur. Aku sadar bahwa dengan penyakitku ini aku harus siap mengahadapi kematian kapanpun kematian itu akan datang kepadaku. Aku sadar betapa berbahayanya penyakitku ini apabila tidak tertangani dengan baik. Berhubungan dengan hal tesebut maka akupun berusaha semakin mendekatkan diri kepada Allah hingga akhirnya aku semakin iklas menerima ujian ini. Hingga pada Bulan September 2010 aku kembali drop cukup parah. Aku kembali minta ijin Perusahaan tempatku bekerja untuk berobat ke Jogja dengan rujukan dari Dokter syaraf kota Samarinda. Setelah mendapatkan ijin maka aku segera berangkat ke Jogja dan aku segera masuk Rumah Sakit untuk segera dilakukan observasi (Oya, aku masuk ke Rumah Sakit karena tabib di Purwoejo yang membantu pengobatanku telah meninggal). Setelah dilakukan CT Scan, aku mendapat kabar gembira dari Dokter pengganti (Profesor ahli syaraf yang menanganiku saat itu sedang ke luar negeri). Dari Dokter tersebut aku mendapat informasi hasil CT Scan yaitu ditemukan adanya thymoma pada kelenjar tymus di badanku. Kusebut berita gembira karena enurut informasi Dokterku, insya allah apabila thymoma tadi sudah di ambil maka kemungkinan aku bisa kembali sehat normal karena kemungkinan penyebab sakit Myasthenia Gravisku adalah karena thymoma ini. Kemudian kami putuskan untuk melakukan pengangkatan thymoma. Operasi yang kujalani adalah opeasi besar dengan kemungkinan keberhasilan 50 : 50. Diperkirakan operasi akan memakan waktu selama 5 hingga 7 jam, namun alhamdulillah operasiku ini diberi kelancaran sehingga bisa terselesaikan dalam waktu 3,5 jam. Setelah operasi, aku di rawat di ICU selama 3 hari dan dirawat di kamar sekitar 1 bulan.
Setelah operasi dan perawatan di Rumah Sakit aku kembali pulang ke Samarinda namun kali ini kondisi mataku masih tetap belum normal sehingga aku tetap menjalani terapi obat oral dan suntik. kondisi mentalku sempat turun karena aku berharap setelah operasi maka mataku juga normal namun ternyata proses penyembuhannya lambat. Dari pengalaman kenalanku yang pernah menjalani operasi sepertiku, penyembuhan memerlukan waktu sekitar 2 tahunan. Aku akan jalani semua ujian ini ya Allah... Aku sanggup dan harus sanggup. Sampai pada bulan Desember 2010 aku kehabisan obat oral (mestinon), di apotik seluruh Samarinda kosong... Ya Allah.... aku kembali drop. Akhirnya aku minta bantuan ke kakakku di Jawa, temanku di Pekalongan, Jambi, Pekanbaru, Medan, dan Jakarta untuk mencarikan obat mestinon tersebut. Sambil menunggu obat aku kembali masuk Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan. Satu mingguan aku di rawat di Rumah Sakit. Setelah aku pulang, aku menjalani hidupku seperti biasanya. Namun pada bulan Januari 2011 aku mulai merasakan kondisi badanku mulai melemah lagi. Nafasku mulai sering terasa sesak dan cairan dari dada mulai keluar lagi.. Semakin hari semakin terasa menurun kondisiku hingga puncaknya pada bulan Maret 2011 aku masuk Rumah Sakit lagi untuk penanganannya. Di Rumah Sakit aku mendapat perawatan seperti biasa namun kondisiku terus memburuk. Nafasku semakin berat dan sesak, cairan keluar semakin banyak melalui mulutku. Akhirnya setelah kudiskusikan dengan Dokterku, aku kembali di rujuk  ke Jogja. Aku segera telpon Profesor ahli syaraf yang biasa menanganiku dan segera pesan kamar di Rumah Sakit agar aku segera bisa segera di tangani. Aku berangkat sendiri ke Jogja dan setelah istirahat di rumah omku, aku segera ke Rumah Sakit. Segera setelah melalui UGD aku masuk kamar dan segera bertemu dengan Dokterku. Setelah itu observasi di lakukan untuk mengevaluasi sakitku ini. CT Scan kembali di lakukan, dan setelah hasilnya keluar maka dokterpun membacakannya untukku. Dari hasil CT Scan terlihat bahwa hasil operasi yang lalu menunjukkan hasil yang baik dan tidak bermasalah. Namun Dokter menyampaikan bahwa team Dokter menemukan satu masa baru sebesar 4,1 cm yang posisinya berada di belakang paru-paru, di depan jantung dan diatas lambung. Aku langsung menyampaikan kepada Dokterku agar segera di operasi lagi saja, namun Dokterku tidak merekomendasikan sama sekali. Dokterku menyarankan agar aku bersedia melakukan biopsi untuk memastikan "masa" baru tersebut apa. Dokter tidak berani melakukan operasi karena ada yang mencurigakan dengan masa tersebut. Pada saat bulan September sebelum aku menjalani operasi pengangkatan thymoma, dari hasil CT Scan tidak nampak masa tersebut. Hal itu yang membuat Dokterku kawatir. Akhirnya aku menyetujui untuk dilakukan biopsi. Setelah menunggu 4 hari akhirnya hasil biopsi keluar juga. Dokter paru-paru pendamping yang melakukan biopsi yang menyampaikan hasilnya padaku. Saat itu di kamarku hanya ada aku dan seorang tema yang menemaniku yang mendengarkan penjelasan Dokter. Hasil dari biopsi kemarin ternyata aku di serang KANKER ganas. Aku tidak kaget karena aku sudah memperkirakan hal tersebut dari kesimpulan Dokter saat melihat hasil CT Scan kemarin. Dokter menyarankan agar aku segera berembug dengan keluargaku untuk penanganan selanjutnya. Penanganan selanjutnya adalah kemotherapi dan minum obat. Aku minta waktu untuk memutuskannya namun dalam hati aku sudah memutuskan untuk menolak kemotherapi. Keesokan harinya Dokter paru-paru utama datang dan kembali memberi penjelasan perihal hasil biopsi kemarin. Saat itu yang ada kembali hanya ada aku dan teman alumni Menwaku seorang. Dokter menyampaikan dengan wajah tegang.. aku ingat betul saat itu karena aku juga menekankan kepada Dokterku aga menyampaikan hasil biopsi dengan sejelas-jelasnya. Kemudian Dokterpun menjelaskan bahwa aku mengidap KANKER Ganas stadium 4B dengan kecepatan pertumbuhan kanker sekian ratus kali lebih cepat dari kanker pada umumnya. Allahu akbar... Aku tidak kaget dengan pernyataan itu namun sempat shok mendengarnya. Pantas kondisiku menurun begitu cepat.
Ya Allah kemarin Engkau beri hamba ujian yang begitu beratnya dan ujian tersebut juga belum hamba selesaikan dan kini Engkau beri hamba ujian lagi yang begitu luar biasanya. Dokter kembali menyarankanku untuk melakukan kemotherapi dan minum obat seumur hidup. Subhanallah..... Bersambung.....

Sabtu, 26 Januari 2013

Kisah hidup dan ujianku

Kutuliskan kisah sebagian hidupku khususnya semenjak aku mendapakan ujian berupa sakit pada tahun 2007.
Namaku R. Nugroho Prapto Wibowo dan saat ini umurku 45 tahun. Aku mempunyai seorang istri yang sangat menyayangiku dan 2 orang anak perempuan yang saat ini sudah bersekolah kelas X dan kelas 3. Saat ini aku tinggal di satu kota kecil bernama Kutoarjo di Jawa Tengah. Aktifitasku masih sangat minim karena berhubungan dengan sakit yang akan aku ceritakan nanti. Aku akan berusaha menuliskan kisah hidupku dengan harapan aku bisa ikut memotivasi orang orang yang sedang di beri ujian sakit khususnya. Semoga tulisanku ini membawa manfaat bagi semua orang. Aku yakin masih banyak orang yang ujian hidupnya lebih berat dari yang aku hadapi, dan aku bedoa untuk diriku sendiri dan orang orang yang sedang menghadapi ujian semoga kita di beri kekuatan oleh Allah sehingga walau dalam keadaan bagaimanapun juga kita akan terus bersyukur dan iklas menjalani ujian dari-Nya. Semua harus yakin bahwa disetiap kesulitan pasti terdapat kemudahan.

Pada tahun 2007 bulan Maret saat itu aku masih bekerja di sebuah perusahaan swasta di kota Samarinda. Yang aku ingat pada bulan ini aku sakit demam, menggigil. Aku mengira bahwa sakit malariaku kambuh dan aku pergi ke Rumah Sakit rujukan perusahaanku. Disini aku di rawat dan menjalani test laboratorium untuk mengetahui penyakitku. Alhamdulillah ternyata semua normal, dan karena aku masih di rawat maka sekalian aku minta tolong untuk cek keluhanku lainnya yaitu sakit pada tulang belakangku dan pangkal pahaku. Setelah menjalani rontgen pada pahaku, di ketahui ternyata tulang pangkal pahaku rusak parah. Kerusakan ini berhubungan dengan kecelakaan yng pernah kualami pada tahun 1991. Solusi dari Dokter waktu itu hanya satu yaitu operasi dan tulang pahaku harus di potong. Aku menolak saran Dokter dan akan terus bertahan dengan kondisi yang ada semampuku. Kemudian untuk mengetahui keadaan tulang belakangku, aku menjalani MRI. Hasilnya ternyata pada tulang lumbar ke 6, 7, 8 bermasalah dengan bantalannya. Bantalan tulang lumbarku ternyata mengalami kebocoran ke dalam dan mengganggu syaraf tulang belakangku. Hal inilah ternyata yang menyebabkan tulang belakangku sering sakit, ngilum dan dingin terasa. Setelah keluar dari RS di Samarinda aku konsultasi ke RS di Balikpapan, disana aku mengkonsultasikan tentang tulang pahaku dan solusinya sama dengan Dokter ortopedi di Samarinda yaitu aku harus operasi. Aku kembali menolaknya karena aku merasa masih sanggup menanggung sakitnya. Di saat aku menjalani terapi pengobatan tulang tadi (pada bulan April 2007), aku merasa mata sebalah kananku terasa berat dan menutup. Karena aku merasa terganggu aku konsultasi/periksa ke Dokter syaraf yang menanganiku di RS di Samarinda. Ternyata dari hasil pemeriksaan aku dinyatakan terkena suatu penyakit langka yaitu Myasthenia Gravis. Saat itu aku sempat agak shock karena dari penjelasan Dokter dan hasil browsing di internet semua menyatakan bahwa penyakit ini adalah satu penyakit langka di dunia dan sampai saat ini belum di temukan obatnya. Allahu akbar... saat itu aku merasakan bahwa Allah sungguh sedang mengujiku dengan 3 macam sakit. Kemuudian aku opname di RS Samarinda untuk penanganan lanjutan sakitku ini. Beberapa hari aku di rawat di RS dan akhirnya mataku terbuka kembali, namun hanya bertahan beberapa hari gantian mata kiriku yang memejam. Kembali aku menjalani rawat inap dan kali ini ditambah dengan tangan kananku mulai terasa lemah dan sesak nafas. setelah bebrapa hari aku di rawat ternyata kondisiku tidak membaik dan akhirnya aku bicarakan dengan kakakku di Kutoarjo dan di putuskan agar aku bisa segera pulang ke Jawa dan berobat di Jogja. Setelah mendapat ijin dari peruahaanku maka aku segera berangkat ke Jogja. Perjuangan menuju Jogja ini sungguh berat karena sesaat aku keluar dari RS, di rumah aku drop luar biasa. Aku mengalami lemas dan kesulitan bernafas. saat itu aku merasa mungkin itu akhir hidupku namun alhamdulillah Allah kuatkan aku kembali dan akhirnya paginya aku bisa berangkat ke Jogja. Di Jogja aku di rawat di RS swasta dan di tangani langsung oleh seorang Profesor ahli saraf. Namun karena kondisiku tidak kunjung membaik maka aku minta pulang dan aku niatkan untuk berobat alternatif di Purworejo. Pada saat pengobatan alternatif inilah sakitku drop luar biasa, hampir semua fungsi otot dan syarafku melemah. Kalau melihat petunjuk di internet maka aku sudah memasuki stadium 5. Pada saat itu aku menyerah, aku marah, aku sedih luar biasa, aku putus asa karena aku hidup namun kondisiku sangat-sangat lemah seperti mayat hidup. Alhamdulillah kemudian seorang temanku mengingatkanku untuk iklas dan menyerahkan semua masalah hidup ini kepada Allah yang Maha Kuasa. Aku di ingatkan bahwa aku harus bersyukur dan iklas. Aku di ingatkan bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya melebihi kemapuannya. Aku di ingatkan bahwa janganlah aku mengaku beriman kepada Allah sementara aku belum di uji. Alhamdulillah setelah aku di rawat di Purworejo kurang lebih 1 bulan aku mulai kembali merasa sehat. Dan setelah aku istirahat di rumah ibuku sekitar 1 minggu aku bisa pulang kembali ke Samarinda. Bersambung....