Minggu, 10 Februari 2013

Lelah

10 Februari 2013, Minggu malam jam 21.44 WIB Sabtu sore saya dapat berita dari adik angkat saya di Medan bahwa ayah mertuanya sabtu ini ada di Purworejo mengunjungi keluarga besarnya. Seingat saya pernah sekali saya bertemu beliau saat saya dinas di Jambi. Walaupun kami sangat jarang bertemu namun alhamdulillah perasaan kami terasa dekat sekalim sehingga saat saya di beri kabar beliau ada di Purworejo maka saya langsung menyiapkan diri untuk mengunjunginya (Kutoarjo ke Purworejo hanya berjarak sekitar 11 Km). Malam hari, saya sekeluarga dan kakak saya (mbak Rinto) menemui beliau. Senang/gembira sekali saya bertemu dengan beliau, namun sayang sekali saat bertemu beliau kondisi saya malah menurun. Saya paksakan diri untuk terus bercerita dengan harapan silaturahim ini bisa menguatkan saya. Ternyata Allah menghendaki lain, semakin malam kondisi saya justru semakin menurun. Sesak nafas dan lemas semakin terasa. Karena itu akhirnya kami pamit pulang. Malamnya, saya semakin drop sehingga kegelisahan terus datang. Gelisah karena mau tidur sulit rasanya karena nafas yang berat, lemas, mata pedas dan pegal, badan terasa sakit dari kaki sampai kepala. Hingga pagi hari, entah saya tidur berapa lama karena tidur saya sangat tidak berkualitas. Setelah shalat subuh saya berusaha untuk kembali istirahat tidur, namun hasilnya tetap.. tidur tidak berkualitas. Kepala mulai terasa pusing berdenyut karena oksigen ke otak terasa tidak lancar. Stresspun mulai menyerang saya hingga akhirnya saya putuskan untuk refreshing mengunjungi saudara di Maron... Desa kecil yang sejuk dan tenang.. Sebentar stress dan sakit tidak terasa, namun itu tidak berlangsung lama. Di saat pulang kami mampir di rumah ibu, istirahat sebentar hingga shalat maghrib... setelah itu kami pulang ke rumah. Sesampai di rumah hingga saat ini saya menulis, kondisi masih belum berubah. Dari sore hari saya berusaha menyembunyikan gelisah dan sakit saya dari istri, anak-anak dan kakak saya seperti biasa. Namun hari ini saya sulit menutupinya hingga saya mengoleskan obat gosok dari kaki sampai pundak saya. Sedih rasanya kalau melihat keluarga dan saudara saya terlihat sedih di saat melihat saya menahan sakit, alasan itulah yang membuat saya untuk semaksimal mungkin menutupinya. Saya bersyukur sekali karena rasa sakit biasanya dominan terasa di malam hari, sehingga mereka tidak perlu mendengar atau melihat saya menahan rasa itu. Siang hari cukuplah bagi mereka turut merasakan ujian saya melalui penglihatan dan pendengaran mereka. Kemungkinan yang menambah drop saya adalah karena meluapnya emosi saya. Dalam beberapa hari ini banyak sahabat dan teman saya yang menghubungi saya dan memberi dukungan doa, moril/semangat, materiil. Saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Saya merasa bertambahnya kekuatan mental saya setelah saya sempat merasa terpukul karena ada sebagian dari sahabat/teman saya yang justru merendahkan saya. Saya tahu mungkin mereka tidak bermaksud begitu dan mungkin karena saya yang saat ini terlalu sensitif, namun entah kenapa kata-kata mereka begitu membekas di pikiran saya. Rasanya sedih sekali di saat hidup kita ini sepertinya tidak lagi berguna. Pikiran/ilmu dan doa yang bisa saya berikan kepada orang namun sebagian orang tidak menerima itu. Orang sakit benar benar sudah di anggap tidak produktif. Namun saya harus terus berjuang untuk tidak mempedulikan itu semua, karena masih banyak orang di luar sana yang begitu memperhatikan dan menyayangi saya. Badan saya memang lemah namun pikiran/ilmu, budi pekerti, dan doa masih bisa di amalkan. Untuk itulah saya terus berusaha survive... Saya harus terus menjadi orang yang berhasil, yaitu orang yang masih bermanfaat bagi orang lain. Selamat malam dunia... selamat beristirahat, selamat tidur, dan jangan lupa berdoa....

Selasa, 05 Februari 2013

Selasa Malam Ini

Sore tadi gerimis datang.. lumayan lama dan membuat udara agak dingin. Allahu Akbar... Ya Allah... kondisi seperti malam ini yang sangat saya tidak sukai, kondisi di saat entah kenapa atau bagaimana saya merasa kosong, bingung, merasa sendiri. Hal seperti ini selalu datang tiba tiba tanpa sebab. Saya merasa setan begitu dekat dengan saya karena pikiran ini isinya hanya emosi, kemarahan, kesedihan, dan hal yang selama ini selalu saya jauhi. Ya... saya manusia dan bukan malaikat, saya selalu berusaha namun tetap saja ada titik titik lemah saya. Ya Allah amupani hamba-Mu ini ya Allah. Hamba hanya bisa berharap memohon ridha dan ampunan-Mu. Hamba pasrah kepada kehendak-Mu, Engkau yang Maha Mengatur dan Maha Memiliki. Sore tadi mata saya masih terasa baik namun malam ini terasa berat betul sehingga di saat menulis ini rasanya mata pegal sekali. Sesak nafas dan rasa nyeri sudah semakin terasa. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa kondisi saya akan semakin mudah drop apabila stress/emosi... Entah apa yang akan terjadi esok, semua adalah rahasia Allah dan saya serahkan hidup dan mati saya hanya kepada Allah. Saya tidak akan pernah menyerah apalagi putus asa... Bangkit, hidupkan hidupmu Nugroho jangan kamu biarkan dirimu menyesal apabila maut datang menjemputmu. Jangan kamu biarkan setan mengganggumu... Malam ini saya rindu keluarga, saudara dan sahabat saya. Rindu keluarga, Saudara dan sahabat saya yang selalu ada di saat saya dalam kesulitan. Maafkan saya duhai keluarga, saudara dan sahabat. Setiap saat kalian begitu memikirkan saya, memperhatikan saya, membantu saya. Setiap saat kalian memotivasi saya agar terus survive. Saya akan terus berusaha untuk tidak mengecewakan kalian. Semoga Allah memberi kesempatan bagi saya untuk membalas kebaikan kalian. Teruslah tersenyum, teruslah bermanfaat bagi umat, teruslah berjuang sampai nafas terputus. Semangat..........

Sabtu, 02 Februari 2013

Alhamdulillah

Alhamdulillah.. Hari yang indah dan penuh berkah, Insya Allah. Hampir bisa di pastikan setiap pagi bangun tidur, saya harus menata nafas saya yang terasa berat. Hal ini menjadi semakin sering sekitar 2 bulan belakangan ini. Jadi setiap malam menjelang tidur harus mengatur posisi tidur agar bisa membantu mengatasi beratnya nafas dan panas di paru-paru saya ini. Pada umumnya saya baru bisa tidur sekitar jam 02 pagi, bangun pagi sekitar jam 04 pagi dan setelah shalat subuh saya kembali istirahat tidur yang kemudian bangun lagi sekitar jam 7 pagi. Jadi di setiap malam saya menyerahkan hidup saya kembali kepada Allah dan setiap pagi, di saat saya bangun dari tidur saya bersyukur karena kembali masih di beri kepercayaan Allah untuk terus menambah amal ibadah saya sebagai modal saya pulang menghadap-Nya nanti. Pagi ini saya melakukan kecerobohan yang mengakibatkan tabung O2 saya terjatuh dan regulatornya rusak. Subhanallah, semoga dengan rusaknya regulator ini, saya juga tidak akan memakai tabung O2 lagi. O2 biasanya saya pakai untuk membantu nafas saya di saat paru saya terasa panas dan dada terasa sesak. Allahu akbar, pastilah ada hikmah di balik semua kejadian ini. Saya berdoa dan memohon kepada Allah semoga saya selalu di beri kekuatan lahir dan batin dalam menjalani ujian ini dan di mudahkan segala urusan saya.